Masukkan 4 digit kode yang kami kirimkan via SMS ke

   

Validasi

Ganti Nomor HP

Simpan Tujuan Tutup
 

4 Fakta Penting yang Perlu Anda Ketahui Tentang Antibiotik

Cuaca dingin meningkatkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas seperti, bersin, batuk, dan hidung tersumbat. Gejala-gejala ini serta gejala lainnya biasanya meningkatkan permintaan umum kepada penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan antibiotik. Lalu, apakah Anda harus selalu mengkonsumsi antibiotik setiap Anda sakit? Jawabannya tidak selalu, kata dokter kedokteran keluarga Daniel Allan, MD.

Apabila anda mengalami gejala-gejala tersebut, konsultasikan ke dokter dan beristirahatlah. Kunjungi suratsakit.com atau whatsapp ke nomor 081291100600, untuk mendapatkan surat sakit secara praktis dan mudah.

Sakit sangatlah tidak menyenangkan, jadi tidak heran jika orang mencari bantuan cepat dalam bentuk pil. Tetapi ketika berbicara tentang antibiotik, penggunaan yang berlebihan adalah masalah utama. Berikut adalah beberapa fakta yang harus Anda pertimbangkan terkait antibiotik.

1. Antibiotik tidak bekerja untuk semuanya

Antibiotik melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, tetapi mereka tidak akan bekerja melawan infeksi yang disebabkan oleh virus. Itu berarti mereka tidak efektif melawan flu, pilek atau COVID-19.

Dalam survei baru-baru ini, satu dari tiga orang Amerika yang disurvei salah percaya bahwa antibiotik bekerja efektif melawan pilek.

“Ketika Anda mengunjungi dokter Anda, ceritalah sespesifik mungkin tentang semua gejala Anda sehingga ia dapat mempersempit penyebabnya,” kata Dr. Allan. Mencari tahu apakah itu kemungkinan infeksi bakteri atau virus adalah langkah pertama.

Misalnya, gejala seperti demam tinggi yang konsisten, keluarnya cairan dari hidung dan nyeri wajah yang parah dapat mengindikasikan infeksi sinus bakteri. Sebagian besar infeksi sinus adalah virus, tetapi jika gejala ini bertahan selama berhari-hari tanpa perbaikan, penyebabnya mungkin memang bakteri.

Demikian juga, demam tinggi yang sama yang dikombinasikan dengan sakit telinga yang berkelanjutan mungkin merupakan tanda-tanda infeksi bakteri telinga. Dalam kedua kasus, antibiotik akan sesuai untuk dikonsumsi.

Tetapi tidak semua infeksi adalah bakteri. Kepala kaku dan demam ringan mungkin merupakan tanda-tanda virus, misalnya. Sangat penting untuk menjelaskan secara detail dengan dokter Anda untuk mendapatkan diagnosis sejelas mungkin. Kemudian dapat dilanjutkan dengan perawatan yang tepat.

Pengobatan itu tidak selalu antibiotik. Terkadang meredakan gejala sambil membiarkan tubuh Anda melawan virus adalah tindakan yang tepat.

2. Mengkonsumsi antibiotik yang tidak perlu dapat lebih berbahaya dibandingkan manfaatnya

Inilah masalah terbesar dengan penggunaan antibiotik yang berlebihan: Bakteri dapat beradaptasi.

Bakteri menjadi resisten terhadap obat dari waktu ke waktu, sehingga lebih sulit untuk mengobati infeksi bakteri. Dalam kasus yang jarang terjadi, ini menyebabkan infeksi bakteri yang resistan terhadap obat yang mematikan.

“Bakteri yang resistan terhadap obat dapat membuat lebih sulit untuk menemukan pilihan obat yang efektif ketika Anda menghadapi infeksi parah,” kata Dr. Allan. “Ketika Anda berbicara tentang sekelompok besar orang, resistensi ini bisa berbahaya, sehingga membuat infeksi lebih mudah menyebar.”

3. Antibiotik tidak cocok untuk semua

Antibiotik yang bekerja untuk infeksi saluran kemih tidak sama dengan yang akan melawan radang tenggorokan. Selain itu, antibiotik "spektrum luas" yang digunakan untuk melawan infeksi di rumah sakit tidak sama dengan antibiotik yang sangat spesifik yang mungkin diresepkan oleh dokter Anda untuk mengobati infeksi telinga akibat bakteri.

Inilah mengapa itu penting: Jika Anda minum obat yang salah, itu tidak akan efektif.

Selain itu, antibiotic tersebut mungkin memiliki efek samping yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan. Dalam kebanyakan kasus, efek samping antibiotik cukup jinak. Tetapi, misalnya, mengonsumsi antibiotik spektrum luas untuk jangka waktu yang lama, itu dapat membuat Anda berisiko terkena C. diff, infeksi yang parah dan sulit diobati.

4. Anda tidak boleh menyimpan antibiotik lama

Jika Anda memiliki sisa antibiotik sejak terakhir kali Anda sakit, jangan langsung meminumnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, antibiotik yang berbeda mengobati berbagai jenis infeksi bakteri yang berbeda pula. Anda tidak bisa hanya berasumsi bahwa sisa obat tersebut akan berhasil. Selain tidak berdampak pada sakit yang Anda miliki, meminum obat yang salah dapat berisiko mengalami efek samping dan resistensi obat di masa depan.

Pada akhirnya, tidak satu pun dari informasi ini yang ingin membuat Anda takut untuk mengkonsumsi antibiotik seperti yang ditentukan ketika Anda benar-benar membutuhkannya. Hal terpenting adalah, dokter harus meresepkannya antibiotik dengan hati-hati dan pasien harus tahu bahwa obat ini bukan obat bebas risiko untuk semuanya.

Persiapkan diri Anda untuk mulai beraktivitas di New Normal. Pastikan Anda menjaga kesehatan dengan perilaku hidup sehat dan melakukan vaksinasi COVID-19 segera. Apabila Anda mengalami gejala atau keluhan setelah vaksin seperti demam, sesak nafas, ruam kulit, batuk, maupun gejala lainnya, segera informasikan ke dokter & beristirahat. Kunjungi suratsakit.com untuk meminta surat sakit dari dokter. Jelaskan gejala penyakit Anda, isi data diri, dokter akan memastikan gejala Anda via chat & surat sakit siap untuk dikirim.

Artikel Terkait

Ketahui Gejala dan Tips Mengurangi Asam Lambung Saat Berpuasa
Hubungan Antara Dehidrasi dan Tekanan Darah
Tips Tetap Produktif Usai Begadang Nonton Piala Dunia
Kenali 6 Tanda Awal Diabetes yang Harus Anda Sadari
Bisakah Gagal Jantung Dicegah?
 
  © Copyright cepatsehat.net 2021. All Right Reserved