Masukkan 4 digit kode yang kami kirimkan via SMS ke

   

Validasi

Ganti Nomor HP

Simpan Tujuan Tutup
 

5 Obat Sirup Anak yang Mengandung Etilen Glikol Diatas Batas Aman

Sejak akhir Agustus lalu, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan kasus gagal ginjal akut yang meningkat tajam pada anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. Hingga saat ini, dilaporkan ada lebih dari 200 kasus gagal ginjal akut pada anak, dengan angka kematian hingga 50%.

Apabila Anda mendapati anak Anda dengan gejala gagal ginjal akut, segera konsultasikan ke dokter untuk informasi lebih lanjut. Kunjungi suratsakit.com atau whatsapp ke nomor 081291100600, dapatkan konsultasi dengan dokter tersertifikasi dan surat sakit secara praktis dan mudah.

Zat Kimia Berbahaya

Sebelumnya, Kemenkes telah mendeteksi tiga zat kimia berbahaya, yaitu ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG) dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) pada tubuh pasien balita yang terkena gagal ginjal akut. Untuk itu, BPOM menyatakan telah melakukan pengawasan secara komprehensif pre- dan post-market terhadap produk obat yang beredar di Indonesia.

Apa Itu Etilen Glikol?

Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad Prof apt Muchtaridi, PhD, etilen glikol atau dietilen glikol merupakan senyawa pelarut organik dengan rasa manis yang kerap digunakan sebagai pelarut pada obat sirup. Senyawa tersebut menjadi masalah pada tubuh ketika mengalami oksidasi oleh enzim sehingga menjadi glikol aldehid. Kemudian kembali dioksidasi menjadi asam glikol dan membentuk lagi menjadi asam oksalat, senyawa yang memicu membentuk batu ginjal.

Efek Samping Etilen Glikol

Jika kondisi ini terjadi pada anak-anak yang memiliki ukuran ginjal lebih kecil, dampak yang ditimbulkan akan parah. Tidak hanya merusak ginjal, efeknya juga bisa lari ke jantung dan memicu kematian yang cepat.

Obat Sirup Dilarang

Melalui Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak, Kemenkes telah menginstruksikan tenaga medis untuk tidak meresepkan obat cair/sirup kepada pasien dan menyebutkan agar semua apotek tidak menjual obat bebas dalam bentuk cair untuk sementara waktu kepada masyarakat. Pembatasan-pembatasan ini dilakukan sampai adanya pengumuman resmi dari pemerintah.

Laporan BPOM

Dalam laporan BPOM yang dirilis pada tanggal 20 Oktober 2022, menyebutkan jika sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 (empat) bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol, yang bukan merupakan bahan yang berbahaya atau dilarang digunakan dalam pembuatan sirup obat.

Sesuai Farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.

Hasil sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada 5 (lima) produk berikut:

·         Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

·         Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

·         Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.

·         Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.

·         Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.

Sementara itu, sebagai langkah awal untuk menurunkan fatalitas gagal ginjal akut, Kemenkes melalui RSCM telah membeli antidotum atau penawar, yang didatangkan langsung dari luar negeri, kepada pasien yang dirawat.

Para orang tua yang memiliki anak balita diminta untuk waspada apabila mendapati anak dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

Keluarga pasien diharapkan dapat menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya, dan menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.

Persiapkan diri Anda untuk tetap beraktivitas di era new normal dan pancaroba. Pastikan Anda menjaga kesehatan dengan perilaku hidup sehat dan melakukan vaksinasi COVID-19 lengkap serta suntik vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh. Apabila Anda mengalami gejala atau keluhan pada kesehatan Anda, segera konsultasikan ke dokter dan beristirahatlah.

Kunjungi suratsakit.com untuk melakukan konsultasi dengan dokter ahli serta meminta surat sakit dari dokter secara praktis dan mudah. Jelaskan gejala penyakit Anda, isi data diri, dokter akan memastikan gejala Anda via chat dan surat sakit siap untuk dikirim.

Artikel Terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Waspada Picu Sejumlah Penyakit
Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, Ketahui Gejala dan Pencegahannya
Apakah Anda Hanya Mengalami Sakit Tenggorokan atau Radang Tenggorokan?
Ancaman Campak Kembali Muncul, Begini Cara Melindungi Anak Anda Selama Wabah Campak
Benarkah Gejala Aneurisma Otak Mirip Dengan Stroke?
 
  © Copyright cepatsehat.net 2021. All Right Reserved