Masukkan 4 digit kode yang kami kirimkan via SMS ke

   

Validasi

Ganti Nomor HP

Simpan Tujuan Tutup
 

Benarkah Gejala Aneurisma Otak Mirip Dengan Stroke?

Aneurisma otak adalah kondisi di mana terjadi penggelembungan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik tertentu. Jika aneurisma pada otak pecah, perdarahan yang dihasilkan dapat menyebabkan stroke, koma, kematian, kerusakan otak dan masalah lainnya.

Apabila Anda mengalami gejala sakit tertentu, segeralah konsultasikan ke dokter dan beristirahatlah. Kunjungi suratsakit.com atau whatsapp ke nomor 081291100600 untuk melakukan konsultasi dengan dokter ahli secara online serta mendapatkan surat sakit pdf secara praktis dan mudah.

Empat puluh persen dari aneurisma otak yang pecah berakibat fatal, dan 66 persen korban yang selamat menderita kerusakan otak permanen.

Pemahaman yang lebih baik tentang aneurisma otak serta bagaimana cara penanganannya, dapat membantu Anda untuk lebih waspada terkait kondisi ini. Berikut ini, Peter Rasmussen, MD, Profesor Bedah Saraf, akan menguji pengetahuan anda terkait pernyataan-pernyataan berikut.

1.       Aneurisma otak menghasilkan gejala yang mirip dengan stroke.

Benar dan salah. Sebagian besar aneurisma tidak bergejala. Namun demikian, aneurisma yang lebih parah dapat menekan struktur otak sehingga menyebabkan gejala mirip stroke, seperti kehilangan keseimbangan, masalah bicara dan penglihatan ganda. Ketika aneurisma pecah, ciri khasnya adalah sakit kepala yang tiba-tiba dan melemahkan badan, bersamaan dengan adanya mual, muntah, leher kaku, kehilangan kesadaran atau penglihatan ganda. Ini adalah keadaan darurat medis dan memerlukan panggilan darurat UGD.

2.       Semua aneurisma otak perlu diobati

Salah. Setiap keputusan untuk mengobati aneurisma otak melibatkan penimbangan risiko versus manfaat bagi setiap pasien. Lokasi, ukuran dan bentuk aneurisma penting. Begitu juga riwayat kesehatan pribadi dan keluarga pasien. Beberapa aneurisma otak kecil cukup hanya dengan dipantau saja.

3.       Pengobatan untuk aneurisma otak berarti pembedahan besar

Salah. Tergantung pada kesehatan pasien dan faktor lainnya, teknik invasif minimal dapat mencegah pecahnya aneurisma otak. Ahli bedah neurovaskular yang terlatih secara khusus dapat memandu kateter yang berisi koil atau stent ke dalam arteri intrakranial (otak). Kumparan dapat ditempatkan di dalam aneurisma untuk merangsang jaringan parut yang mencegah darah masuk. Stent (perancah yang dapat diupgrade) juga dapat ditempatkan di dasar aneurisma. Saat jaringan parut tersebut menutup aneurisma dari sirkulasi. Sebagian besar aneurisma otak dapat ditangani dengan cara ini.

4.       Jika aneurisma otak kambuh lagi, Anda hanya perlu hidup dengan aneurisma otak tersebut.

Salah. Bahkan aneurisma yang paling menantang pun dapat diobati dengan menggunakan teknologi baru. Aneurisma raksasa dan aneurisma dengan dasar yang luas sering kambuh setelah pengobatan awal dengan koil dan stent. Flowdiversion adalah teknologi yang menjanjikan untuk aneurisma ini. Perangkat ekstra panjang, fleksibel, seperti stent dipandu melalui kateter dan ditempatkan di sepanjang pangkal aneurisma dan di kedua sisinya. Saat penyembuhan terjadi, perangkat ini akan membekas dan membentuk saluran baru di mana darah dapat mengalir, melewati aneurisma.

5.       Pria dan wanita sama-sama berisiko terkena aneurisma otak.

Salah. Risiko terkena aneurisma sedikit lebih besar pada wanita daripada pria, dan sekitar 60 hingga 65 persen aneurisma yang pecah terjadi pada wanita. Aneurisma yang pecah biasanya terjadi antara usia 30 dan 60 tahun. Kemungkinan terjadinya aneurisma otak pada anak-anak sangat kecil meskipun juga dapat terjadi.

6.       Aneurisma jarang terjadi bersamaan dalam satu keluarga.

Salah. Beberapa aneurisma terkait dengan genetika. Hingga 20 persen dari mereka yang mengalami aneurisma pecah memiliki riwayat keluarga yang juga menderita aneurisma pecah. Jika Anda memiliki riwayat keluarga tersebut, penting untuk berkonsultasi dengan spesialis stroke atau aneurisma otak untuk melihat apakah Anda berisiko mengembangkan aneurisma dan pecah.

Kiat untuk mencegah aneurisma

Anda dapat menurunkan risiko pembentukan dan pecahnya aneurisma dan stroke dengan perubahan gaya hidup ini:

·         Berhenti merokok. Merokok adalah faktor risiko terbesar dari semua pecahnya aneurisma dan merupakan faktor risiko utama untuk stroke.

·         Kendalikan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang terus-menerus (hipertensi), dapat menekan dinding arteri.

·         Hindari penyalahgunaan obat. Kokain adalah pelaku terburuk yang mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah serta denyut jantung.

·         Hindari penyalahgunaan alkohol. Minum alkohol terlalu banyak bisa memicu tekanan darah tinggi yang dapat mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku.

Persiapkan diri Anda untuk tetap beraktivitas di era new normal dan pancaroba. Pastikan Anda menjaga kesehatan dengan perilaku hidup sehat dan melakukan vaksinasi COVID-19 lengkap serta suntik vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh. Apabila Anda mengalami keluhan pada kesehatan Anda, segera konsultasikan ke dokter dan istirahatlah.

Kunjungi suratsakit.com untuk melakukan konsultasi dengan dokter ahli serta meminta surat sakit online dari dokter secara praktis dan mudah. Jelaskan gejala penyakit Anda, isi data diri, dokter akan memastikan gejala Anda melalui chat dan surat sakit siap dikirim.

Artikel Terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Waspada Picu Sejumlah Penyakit
Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, Ketahui Gejala dan Pencegahannya
Apakah Anda Hanya Mengalami Sakit Tenggorokan atau Radang Tenggorokan?
Ancaman Campak Kembali Muncul, Begini Cara Melindungi Anak Anda Selama Wabah Campak
Serangan Jantung vs Gagal Jantung: Apa Perbedaannya?
 
  © Copyright cepatsehat.net 2021. All Right Reserved